Sabtu, 28 April 2018

PRESENTASI MULTIMEDIA PEMBELAJARAN KIMIA HASIL PENGEMBANGAN




MULTIMEDIA INTERAKTIF HASIL PENGEMBANGAN
 

Multimedia sebenarnya adalah suatu istilah generik bagi suatu media yang menggabungkan berbagai macam media baik untuk tujuan pembelajaran maupun bukan. Keragaman media ini meliputi teks, audio, animasi, video, bahkan simulasi. Tay (2000) memberikan definisi multimedia sebagai : kombinasi teks, grafik, suara, animasi dan video. Apabila pengguna mendapatkan keleluasaan dalam mengontrol maka hal ini disebut multimedia interaktif. Kamus Informasi dan Teknologi karangan Dudy Misky (2005:180) mendefinisikan multimedia sebagai suatu PC, sistem dokumen, dan lain-lain yang mengkombinasikan teks, grafik, suara, film atau media lain. Mengutip dari Robin dan Linda, Suyanto (2003:21) mengartikan Multimedia adalah alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio, dan gambar video.
Interaktif merupakan suatu proses pemberdayaan siswa untuk mengendalikan lingkungan belajar (Soenarto, 2009). Dalam konteks ini lingkungan belajar yang dimaksud adalah belajar dengan menggunakan komputer. Klasifikasi interaktif dalam lingkup multimedia pembelajaran bukan terletak pada sistem hardware, tapi lebih mengacu pada karakteristik belajar siswa dalam merespon stimulus yang ditampilkan layar monitor komputer. Kualitas interaksi siswa dengan komputer sangat ditentukan oleh kecanggihan program komputer.
Posisi media pembelajaran sebagai sumber belajar akan mulai menggeser fungsi guru terutama sebagai sumber belajar. Salah satu media yang dapat menjalankan fungsi demikian tersebut adalah program multimedia interaktif sebagai media pembelajaran, keunggulan program multimedia interaktif, di antaranya interaktif, memberikan iklim afeksi secara individual, meningkatkan motivasi belajar, memberikan umpan balik, dan kontrol pemanfaatannya sepenuhnya berada pada penggunanya (Munadi, 2008). Jenis program multimedia interaktif antara lain berupa drill and practice, tutorial, simulation, education games (edutaiment), problem solving, dan inquiry.
Program media pembelajaran interaktif hasil pengembangan ini mempunyai beberapa kelebihan, yaitu:
1.    Sebagai media pembelajaran berbantuan komputer yang bisa digunakan oleh guru yang berbeda-beda mata pelajaran yang diampunya.
2.    Materi pembelajaran bisa diganti-ganti sesuai keperluan pembelajaran.
3.    Hanya perlu sekali install pada komputer atau laptop selanjutnya bisa digunakan terus menerus.
4.    Pengoperasian program yang mudah dan familier. (4) Tidak membutuhkan komputer atau laptop dengan spesifikasi khusus (support terhadap kondisi komputer atau laptop saat ini).

Selain mempunyai beberapa kelebihan seperti tersebut di atas, program media pembelajaran interaktif ini juga mempunyai beberapa kekurangan, yaitu:
1.    Keterbatasan menu atau fasilitas yang disediakan.
2.    Perlu kecermatan dalam penamaan file-file materi yang akan digunakan, karena jika nama dan ekstensi file tidak sama persis seperti yang dipersyaratakan, program tidak jalan dan error.
Dalam kegiatan pembelajaran saya tipe yang tidak suka membaca buku, untuk itu di kelas saya kesulitan memahami konteks sebuah materi apabila di sajikan dalam bentuk teks yang panjang, saya juga mempunyai kekurangan dalam memperhatikan penjelasan guru dengan menggunakan ppt yang isinya teks semua karena itu menyebabkan saya bosan, untuk itu saya membuat sebuah multimedia interaktif yang membantu saya memahami materi dengan pokok-pokok dan menyajikan berbagai animasi dan gambar yang menarik sehingga akan meningkatkan minat siapa saja yang melihatnya. Dalam multimedia yang saya buat saya juga memasukkan video percobaan kimia, karena saya lebih mudah memahami materi apabila materi tersebut langsung di sajikan dengan objeknya.
Untuk melihat videonya bisa di klik link di bawah ini
https://youtu.be/6CKRw0dXoPI

PERMASALAHAN

1.    Bagaimana tanggapan anda tentang mutimedia yang saya buat? Apakah ada saran untuk dijadikan acuan sebagai pembuatan multimedia selanjutnya?

2.    Menurut anda apakah multimedia interaktif ini cocok digunakan untuk materi dalam pembelajaran kimia dan untuk diterapkan didalam kelas yang besar?

 


Kamis, 19 April 2018

PENGEMBANGAN E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN KIMIA


PENGEMBANGAN E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN KIMIA 


1.    Pengertian e-learning
Pengertian e-learning berbeda dengan pembelajaran secara online (online learning) dan pembelajaran jarak jauh (distance learning). Online learning merupakan bagian dari e-learning, hal ini seperti yang dinyatakan oleh Australian National Training Authority bahwa e-learning merupakan suatu konsep yang lebih luas dibandingkan online learning, yaitu meliputi suatu rangkaian aplikasi dan proses-proses yang menggunakan semua media elektronik untuk membuat pelatihan dan pendidikan voksional menjadi lebih fleksibel. Online learning merupakan suatu pembelajaran yang menggunakan internet, intranet dan ekstranet, atau pembelajaran yang menggunakan jaringan komputer yang terhubung secara langsung dan luas cakupannya (global). Sedangkan distance learning, cakupannya lebih luas dibandingkan e-learning, yaitu tidak hanya melalui media elektronik tetapi bisa juga menggunakan media non-elektronik. Distance learning lebih menekankan pada ketidakhadiran pendidik setiap waktu. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan secara umum e-learning dapat diartikan sebagai pembelajaran yang memanfaatkan atau menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. E-learning adalah kegiatan belajar yang menggunakan internet yang dapat dikombinasikan dengan kegiatan tatap muka yang ada di lembaga pendidikan.
E-learning adalah suatu sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Berikut beberapa pengertian E-learning dari berbagai sumber:
a.   Pembelajaran yang disusun dengan tujuan menggunakan sistem elektronik atau komputer sehingga mampu mendukung proses pembelajaran (Michael, 2013:27).
b.  Proses pembelajaran jarak jauh dengan menggabungkan prinsip-prinsip dalam proses pembelajaran dengan teknologi (Chandrawati, 2010).
c. Sistem pembelajaran yang digunakan sebagai sarana untuk proses belajar mengajar yang dilaksanakan tanpa harus bertatap muka secara langsung antara guru dengan siswa (Ardiansyah, 2013).
E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang memang bergerak dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum.
ada tiga jenis format penerapan e-learning, yaitu:
a.  Web Supported e-learning, yaitu pembelajaran tetap dilakukan secara tatap muka dan didukung dengan penggunaan website yang berisi rangkuman tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, tugas, dan tes singkat
b.  Blended or mixed mode e-learning, yaitu sebagaian proses pembelajaran dilakukan secara tatap muka dan sebagian lagi dilakukan secara online.
c.  Fully online e-learning format, yaitu seluruh proses pembelajaran dilakukan secara online termasuk tatap muka antara pendidik dan peserta didik juga dilakukan secara online yaitu dengan menggunakan teleconference.
E-learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).
Secara lebih rinci Rosenberg (2001) mengkategorikan tiga kriteria dasar yang ada dalam e-Learning yaitu:
a.    e-Learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing  pembelajaran dan informasi. Persyaratan ini sangatlah penting dalam e-learning, sehingga Rosenberg menyebutnya sebagai persyaratan absolut. 
b.  e-Learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan standar teknologi internet. CD ROM, Web TV, Web Cell Phones, pagers, dan alat bantu digital personal lainnya walaupun bisa menyiapkan pesan pembelajaran tetapi tidak bisa digolongkan sebagai e-learning.
c.   e-Learning  terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi  pembelajaran yang menggungguli paradigma tradisional dalam pelatihan.

2.    Pengembangan e-learning dalam pembelajaran kimia
Pengembangan bahan ajar berbasis e-learning dengan materi hidrokarbon dan minyak bumi ini didasarkan pada model pengembangan yang direkomendasikan oleh Thiagarajan (1974), yakni 4D-Model yang terdiri dari pembatasan (define), perencanaan (design), pengembangan (develop), dan penyebarluasan (disseminate). 
a.  Tahap pendefinisian (define) adalah untuk menentukan dan menegaskan kebutuhan-kebutuhan pembelajaran. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah:
Ø analisis ujung depan yang mengarah pada hasil akhir dari pengembangan yakni berupa bahan ajar berbasis e-learning
Ø analisis siswa, langkah ini menetapkan subyek pebelajar dan sasaran belajar siswa yaitu siswa kelas X semester 2 dengan materi pokok senyawa hidrokarbon dan minyak bumi dengan karakter siswa yang telah mengenal internet, dan
Ø perumusan indikator hasil belajar yang dirumuskan berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).  Analisis siswa dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) analisis tugas dengan mencari literatur dan sumber belajar tentang hidrokarbon dan minyak bumi dan (2) analisis konsep yang dilakukan dengan mengidentifikasi konsep-konsep utama yang akan dipelajari. 

b.    Tahap perencanaan (design) meliputi tiga langkah yaitu:
Ø penyusunan tes dengan membuat soal yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman materi dan keberhasilan siswa dalam memahami materi dalam bahan ajar
Ø pemilihan media untuk mendapatkan media yang tepat sesuai dengan perkembangan era teknologi yang sedang berlangsung, yaitu media internet, dan
Ø perancangan awal yang meliputi membaca buku teks yang relevan, menulis bahan ajar, adaptasi bahan ajar, konsultasi secara intensif dengan dosen pembimbing.

c.    tahap pengembangan (develop) langkah- langkah yang dilakukan adalah:
Ø konsultasi dengan pembimbing yang bertujuan untuk merancang dan menyusun media dan instrumen yang akan dipakai dalam penelitian
Ø validasi yang merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data tentang nilai yang diperoleh dari validator
Ø analisis hasil validasi,  hasil validasi dianalisis sesuai dengan penilaian, saran, dan kritik dari validator
Ø revisi bahan ajar berbasis e-learning yang bertujuan untuk menyempurnakan bahan ajar yang akan digunakan, dan
Ø uji coba terbatas, tujuan uji coba ini hanya untuk mengetahui kelayakan dari produk pengembangan yakni bahan ajar berbasis e-learning.


d.   Tahap keempat yaitu penyebarluasan (disseminate)
merupakan tahap penggunaan bahan ajar yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas. Tahap ini bertujuan untuk menguji efektivitas penggunaan bahan ajar berbasis e-learning hasil pengembangan. Dalam pengembangan ini, tahap penyebarluasan (disseminate) tidak dilakukan karena pertimbangan keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya.  Selain itu, disesuaikan dengan tujuan pengembangan bahan ajar berbasis e-learning yakni untuk mengetahui kelayakan bahan ajar bukan untuk mengukur prestasi belajar siswa.

Produk yang dikembangkan berupa bahan ajar berbasis e-learning yang terdiri atas teks, materi dalam bentuk pdf, link ke beberapa web, video tutorial, animasi, dan assignment. Produk ini juga dilengkapi dengan petunjuk penggunaan, desain pembelajaran, dan instrumen penilaian terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran. Petunjuk penggunaan bahan ajar berbasis e-learning yang dikembangkan ada dua jenis yaitu petunjuk untuk guru dan petunjuk untuk siswa. Pada petunjuk penggunaan untuk guru dilengkapi dengan desain pembelajaran dan rubrik penilaian. Sedangkan petunjuk untuk siswa hanya prosedur penggunaan media pembelajaran online (e-learning) saja. Desain pembelajaran berisi petunjuk dalam melaksanakan pembelajaran online (penggunaan bahan ajar berbasis e-learning) dan pembelajaran di kelas. Di dalam desain pembelajaran terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan guru dan siswa pada saat pembelajaran di kelas maupun saat online. Instrumen penilaian terdiri dari lembar penilaian dan alat ukur penilaian (soal-soal evaluasi). Tersedianya beberapa sumber belajar yang dapat diakses setiap saat memungkinkan dapat mengakomodasi gaya & kecepatan belajar siswa yang berbeda-beda. Pada sumber belajar juga terdapat gambar makroskopis dan mikroskopis yang dapat membantu siswa memahami materi. Untuk meningkatkan interaksi antar siswa dan guru disediakan fitur forum & chat sehingga siswa dapat saling berdiskusi kapan saja untuk memperkuat konsep yang telah diperoleh siswa.
Pengembangan bahan ajar berbasis e-learning ini dapat dijadikan solusi bagi siswa dan guru. Siswa dapat belajar sesuai kecepatan belajarnya, siswa dapat mempelajari materi yang tidak terpenuhi dalam pelajaran yang diterima di kelas, memungkinkan siswa belajar dengan learning mode yang disukainya dan memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar dengan berbagai jenis sumber belajar.

3.    Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran e-Learning
a.    Kelebihan model pembelajaran e-learning
Dari berbagai pengalaman dan juga dari berbagai informasi yang tersedia di literatur, memberikan petunjuk tentang manfaat penggunaan internet, khususnya dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh . beberapa kelebihan tersebut antara lain:
1)  Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat  berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh  jarak, tempat dan waktu.
2) Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.
3) Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
4)  Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.
5) Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu  pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
6)   Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif
7)   Relatif lebih efisien.

b.    Kekurangan model pembelajaran e-learning
Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berikut beberapa kekurangan e-learning :
1) Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar
2) Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial
3)   Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada  pendidikan
4)   Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT
5)   Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal
6) Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon ataupun komputer)
7)   Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan soal-soal internet; dan
8)   Kurangnya penguasaan bahasa komputer.


PERMASALAHAN
1. Sebagaimana telah diketahui ada tiga jenis format penerapan e-learning, yaitu: Web Supported e-learning, Blended or mixed mode e-learning, dan Fully online e-learning format. Menurut anda manakah format e-learning yang paling efektif untuk di terapkan dalam pembelajaran?
2.  Apakah pengaruh pembelajaran e-learning ini terhadap perkembangan afektif dan psikomotorik siswa?   
3. Salah satu kekurangan dari model e-learning ini adalah Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Bagaimana cara mengatasi agar penerapan pembelajaran e-learning efektif dan interaksi antar guru dan siswa tetap berjalan dengan baik?